Langsung ke konten utama

Bakso Berhadiah traktor


Sabtu sore Si Lanang bersama pacarnya Si Wadon beli bakso di warung "bakso bunder" milik Bang Abang.
Lanang : Bang, bakso satu porsi berapa harganya?
Bang Abang : Murah kok! nak, hanya Rp 500,-
Lanang : Kalo gitu, saya pesan dua Bang!
Sesaat kemudian bakso siap untuk disantap, Si Lanang dan pacarnya menyantap bakso itu. Tetapi ketika Si Lanang sedang enak-enaknya makan bakso, tiba-tiba ia mengigit sesuatu yang amat keras sehingga menimbulkan suara nyaring(klotakk..klotak..kretekk).
Si Lanang menjadi malu, karena ia jadi pusat perhatian orang-orang disekitarnya.
Lanang : Apaan nih! (sambil mengeluarkan isi di mulutnya), Si Lanang menemukan sekrup/baut diantara daging baksonya). Gila bener ada sekrupnya..
Lalu Si Lanang mendatangi Bang Abang. Ia ingin complain/mengadu atas kejadian itu.
Lanang : Bang, Gimana ini!! kok di bakso ada sekrupnya!! (Lanang agak marah)
Bang Abang : Kamu ini Gimana tho! nak, wong bakso cuma Rp 500,- kok! minta bonus Traktor, Ya..sekrupnya saja cukup.. tho...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamu

apakah  kehidupan ini bisa hidup tanpa kata “kamu”.. apakah keindahan ini bisa nampak tanpa kata “kamu”.. apakah bahagia ini juga bisa ada tanpa “kamu”.. dan apakah juga hati ini akan bersandar tanpa kata “kamu”.. sungguh aku ingin itu terjadi.. “kamu” sebuah kata yang tak pantas lagi ada disini.. “kamu” yang udah tak lagi indah di lisan ini.. “kamu” yang tak lagi unik dalam pikiran ini.. dan “kamu” yang tak lagi sejuk sa’at hati ini mengingini.. apakah kamu sebaik yang ada dalam fikiran ini.. “kamu” indah saat aku mencari “kamu” nyaman saat aku didampingi.. dan kamu, kamu, kamu, kamu.. sa’at sedang jatuh dan menunggu.. hanya “kamu”.. ah masa bodoh dengan kamu.. yang aku tau, aku sedikit bahagia karenamu.. tak lebih menyenangkan dari berada di bawah awan kelabu.. taukah engkau maksudku.. Aku  mencintaimu.

Hatiku Saat Kau Tiada

Mlam mrajut   sepi … Sunyi hati brslimut kelam… Qu trpaku dlam ksendirian… Rindukan kau yg tak disisi… Seorang insan kini tlah pergi… Namun rindu tak juga pudar… Hati ini seakan… Tak ingin melepasmu.. Walau hanya sesaat… Apalagi tuk slama’y… Namamu slalu ada… Di hati… Namun… Gelisah menderahku… Hati ini brontak… Agar bisa brtemu denganmu… Wahai asa ku….

Mimpiku

Terbangun aku dari tidurku Yang bermimpikan dirimu Dirimu yang kini tak lagi bersamaku Mengapa? Rasa ini kembali datang Setelah sekian lama ku buang jauh Sampah bagiku jika ku memikirkanmu Namun, mengapa? Aku selalu bermimpikan dirimu Aku telah berjanji pada diriku untuk tak memikirkanmu lagi Tapi, mengapa semakin sulit aku melupakanmu? Sampah, kau sampah! Yang seharusnya ku buang! Tapi mengapa kau selalu menjadi bunga tidurku?